SELENGGARAKAN MUSYAWARAH BESAR KE IV, HIMAPOL LEBIH "PROGRESIF"



PARLEMENPERS,SURABAYA - Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA)Surabaya, menggelar Musyawarah Besar (MUBES) Ke IV di ruang Ibnu Khaldun Lantai 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UINSA.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Senin pagi (04/03/2019) di hadiri oleh Jajaran Dekanat, Kaprodi, DEMA, SEMA, Kahima, puluhan warga HIMAPOL, yang terdiri dari mahasiswa berstatus aktif dan alumni. Selain itu juga ada peserta undangan sebagai pengamat serta peliput.

Menurut Jihan selaku ketua panitia, Musyawarah Besar ke IV ini menentukan Himpunan Mahasiswa  Ilmu Politik Untuk satu tahun kedepan. Karenanya besar harapan menyelenggarakan kegiatan ini dapat membawa ilmu politik yang lebih progresif.

“Di MUBES ini semoga tidak dijadikan ajang saling menjatuhkan” tutur Jihan.

Beberapa agenda yang dilaksanakan pada MUBES ini adalah penyampaian Laporan Pertanggung Jawaban satu tahu kepengurusan, sidang pembahasan dan pengesahan AD dan ART, GBHO periode 2018-2019.

 Bahwa hari ini adalah awal dari perubahan di HIMAPOL, kalua orang islam punya kitab sucinya yakni Al-Qur’an, maka HIMAPOL kitab sucinya adalah AD/ART. Itu pondasi untuk organisasi, ghiroh organisasi disitu sebenarnya.” Ujar Rifqi selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik mengawali sambutannya.

Selanjutnya,Rifqi juga berharap bahwa HIMAPOL harus menjadi garda terdepan perubahan di FISIP, seperti yang dipaparkan ketika ditemui crew Parlemen pada waktu senggang.
“Kenapa tahun depan FISIP harus terjun ke masyarakat, karena kalau anak umur 4 tahun itu sudah seharusnya mulai berlari, sama seperti HIMAPOL yang kini 4 tahun itu harus bisa berlari. Dia nggak hanya berkutat di kampus tapi harus keluar di luar zona kampus, entah itu melakukan bakti desa atau membuat program yang mencerdaskan masyarakat dari politik yang tidak baik, itu sangat urgent karena supaya ilmu dari setiap individu tidak hanya berada di otak, tapi otak itu taruh di kaki untuk bergerak, jangan hanya taruh di langit hanya untuk berandai-andai.” Pungkas Rifqi.

Pada akhir sesi setelah pembahasan GBHO, dibentuk KPH (Komisioner Pemilihan Hima) yang terdiri dari Ketua dan 4 devisi KPH. Sesuai kesepakatan dalam Musyawarah menghasilkan satu nama sebagai ketua. ‘Utsman Hadi Saputro’salah satu mahasiswa Ilmu Politik smester 4. Komisioner ini menjadi pemegang kekuasaan di masa peralihan sementara.

(Bach/Mad)

Komentar