
Sumber gambar. https://seputarilmu.com/2019/07/literasi.html
Oleh. Ummu Saodah
Mahasiswa sebagai Agent of Change harus memiliki jiwa
kepemimpinan. Pemuda sudah semestinya dengan kemampuan yang dimiliki mampu
mewujudkan sustainable development goals yang ke-4, yakni quality
education. Rendahnya minat literasi di Indonesia sangat berpengaruh terhadap
kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia, baik dari sektor ekonomi, sosial,
dan budaya. Maka dari itu, negara kita sangat membutuhkan tenaga-tenaga pemuda
yang berkualitas dan memiliki (skill gap) keterampilan. Kemudian,
realitas tingkat literasi yang rendah kian menyulitkan, mengingat gempuran era
digital yang telah mengubah gaya hidup manusia makin menjauhkan manusia dari
bacaan buku. Masyarakat yang tidak literat pastinya akan menjadi "makanan
empuk" bagi era revolusi industri yang bertumpu pada otomatisasi,
digitalisasi, dan kecerdasan buatan. Karena itu, hanya masyarakat literat yang
mampu jadi pemain di era digital. Sementara, kaum non-literat hanya menjadi
penonton dan penikmat saja.
Maka, masalah tingkat literasi masyarakat tidak boleh dianggap
sepele. Pemerintah dan penggiat literasi harus peduli untuk memacu tingkat
literasi masyarakat. Minimal dengan membangun tradisi baca melalui taman bacaan
di tengah masyarakat.
Berikut ini data-data literasi yang menunjukkan parahnya minat baca.
Pertama, hasil penelitian Program for International Student Assessment
(PISA) Rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent
(OECD) tahun 2015. Penelitian PISA menunjukkan rendahnya tingkat literasi
Indonesia dibanding negara-negara lainnya. Hasil penelitian terhadap 72 negara,
Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei (bukan 72 karena
2 negara lainnya yakni Malaysia dan Kazakhstan tidak memenuhi kualifikasi
penelitian). Indonesia masih mengungguli Brazil namun berada di bawah Yordania.
Skor rata-rata untuk sains adalah 493, untuk membaca 493 juga, dan untuk
matematika 490. Skor Indonesia untuk sains adalah 403, untuk membaca 397, dan
untuk matematika 386.
Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur menuturkan, pada
tahun 2016 indeks minat baca di Jawa timur sebesar 69,75 persen, kemudian 2017
meningkat menjadi 72 persen, dan pada 2018 menjadi 74,25 persen.
Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah merekrut dan
meningkatkan kualitas guru, sejalan dengan Kesepakatan Muscat
Agreement (Muscat), sebuah perjanjian yang disepakati pada tahun 2014 oleh delegasi
pertemuan Global Education for All yang diselenggarakan UNESCO di Muscat, Oman.
Salah satu targetnya adalah semua negara memastikan bahwa pada tahun 2030,
seluruh pelajar dididik oleh guru-guru yang memenuhi kualifikasi terlatih
secara profesional, memiliki motivasi, dan mendapatkan dukungan.
Semakin banyaknya lulusan mahasiswa, diharapkan lulus dengan
kualitas yang baik sehingga bisa dikatakan siap untuk memberikan pengajaran
kepada pemuda di Indonesia. Maka dari situ perlunya fasilitas memadai untuk
tenaga didik di Indonesia yang kebanyakan sekarang masih menjadi guru honorer
atau guru dengan bayaran kecil. Tentu saja mereka tidak hanya fokus pada
mengajar dan masih memerlukan biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhannya.
Kami memberikan saran yang sistematik, yaitu dengan meningkatkan
kualitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negara kita, karena kualitas PNS di
negara kita masih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Kami menawarkan solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah
sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Untuk
meningkatkan literasi bisa mulai dari kelompok atau organisasi internal
terlebih dahulu, misal dengan dibangun dalam prodi untuk memanfaatkan fasilitas
yang diberikan oleh kampus. Dimulai dari pemberdayaan mahasiswa Program Studi
Sosiologi, dimana program tersebut dikoordinir langsung oleh Himpunan Mahasiswa
(Hima) jurusan untuk menggerakkan minat literasi Mahasiwa Sosiologi, yang
tentunya tidak lepas dengan masyarakat.
Maka solusinya, cara pandang literasi harus diubah. Literasi tidak boleh dipandang sebatas wacana
atau gerakan apalagi diskusi dan seminar. Literasi harus menjadi budaya
masyarakat dan mendesak untuk diimplementasikan. Caranya, semua pihak harus
terlibat dalam praktik dan perilaku literasi, menjadikan masyarakat dekat
dengan aktivitas membaca dan menulis. Salah satunya dengan cara membuat online
reading group, yaitu membaca materi atau e-book yang dibagikan dan dikritik
oleh seluruh anggota tersebut. Bisa sesuai dengan kondisi millenial yang harus siap menghadapi era
revolusi industri 4.0, yang tidak bisa lepas dari genggaman teknologi.
Jadi kesimpulannya, Penguasaan literasi dalam segala aspek
kehidupan memang menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa.
Karena itulah, sudah saatnya budaya literasi harus lebih ditanamkan sejak usia
dini, agar anak bisa mengenal bahan bacaan dan menguasai dunia tulis-menulis.
Maka, pemuda menjadi tolak ukur untuk kemajuan bangsa dengan meningkatkan
literasi.
Muantab sekale
BalasHapus