Sosialisasi Hanya Formalitas, Terbukti Banyak Mahasiswa Yang Absen Dari Pemira Fisip 2023


   Surabaya, (19/04/2023). Mahasiswa Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya telah melaksanakan kegiatan Pemira 2023 pada hari Kamis, 13 April 2023 yang bertempat di Lobby Selatan Gedung Fisip Lantai 1 UIN Sunan Ampel Surabaya. Kegiatan tersebut dilaksanakan pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Kegiatan Pemira tahun ini secara resmi kembali diadakan secara luring setelah 2 tahun daring dan dijalankan bersama Muhamad Althaf selaku Ketua Pelaksana serta panitia Pemira 2023 yang terpilih melalui konferensi Mahasiswa besar Fisip 2023. Untuk susunan kegiatan Pemira 2023 ini dimulai dari sosialisasi kegiatan, pendaftaran bakal calon kandidat, validasi berkas, serta pengambilan nomor urut, hingga masa kampanye debat kandidat sampai pada hari pelaksanaan Pemira 2023.

   Adapun kandidat yang terusung pada pemilihan Pemira 2023, yang pertama Ketua Senat Mahasiswa yakni Muhammad Syahril Jumhur, kedua yakni Ketua dan Wakil Dema Rival Atila A.R dan Refian Dwi Alfiandi, serta Ketua dan Wakil Hima Ilmu Politik, Hubungan Internasional, dan program studi Sosiologi secara berurutan yakni Tsabitah Nuril A. dan Denicha Hamdani; Putri Shakilatun N. dan Firmansyah Putra D.; M Rozi Fatur M.C dan Achmad Rizal E.

   Pada Pemira ini, setiap warga Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki hak suara dengan syarat menyerahkan KTM berupa PDF atau foto kepada panitia (KPH) untuk mendapatkan surat DPT sebagai bentuk sah hak pemilihan guna diserahkan kepada panitia yang berjaga saat hari H pemilihan. Namun sangat disayangkan bahwa banyak dari mahasiswa Fisip yang tidak menggunakan hak suaranya pada Pemira 2023. 

    Muhammad Althaf selaku Ketua Pelaksana Pemira 2023 menjelaskan bahwa panitia telah melakukan sosialisasi mulai dari mendatangi kelas-kelas hingga menyebar pamphlet di grub Whatsapp dari setiap angkatan melalui KPH. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada paksaan pada setiap individu untuk ikut melakukan pemilihan pada Pemira 2023 karena berkaca dari Bawaslu di Indonesia yang tidak memaksakan individu melainkan hanya menganjurkan, dikarenakan Pemira ini tidak ada tindak pidana secara pasti pada setiap individu yang tidak menggunakan hak suaranya.

    Dilansir dari data pddikti.kemendikbud.go.id, terdapat setidaknya 1526 mahasiswa Fisip di UIN Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan suara yang terkumpul pada Pemira 2023 tidak sampai dari setengah jumlah keseluruhan mahasiswa Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya.



    Absensi tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya sosialisasi yang tidak menyeluruh. Sosialisasi seakan hanya menjadi “formalitas” pada Pemira 2023. Terdapat kelas yang tidak mendapatkan sosialisasi dari panitia. Selain itu juga terdapat banyak akun Instagram yang dibuat pada pemilihan kali ini yang disinyalir juga menjadi penyebab atas banyaknya mahasiswa Fisip yang absen pada Pemira 2023.

    Beberapa akun tersebut terdiri dari beberapa akun resmi panitia, dan akun resmi kandidat yang tidak ikut disosialisasikan bersama pada saat mendatangi kelas-kelas. Bahkan beberapa mahasiswa menanyakan grup Whatsapp mana yang digunakan untuk menyebar pamphlet karena pada realitanya tidak menjangkau mereka. Seharusnya dalam hal ini mereka juga bekerja sama dengan seluruh ketua kelas agar dapat disosialisasikan melalui grup kelas. Dalam hal ini ketua kelas dapat menjadi pengingat bagi anggota kelasnya mengenai informasi Pemira 2023 bersama dampingan panitia.

    Ketua Pelaksana Pemira 2023 juga memberikan pesan kepada seluruh Mahasiswa Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya agar lebih peduli terhadap hak suaranya, karena hal ini merupakan bentuk toleransi terhadap hak demokrasi yang merupakan suatu bentuk nyata terhadap penghargaan hak individu dalam menentukan pemimpinnya dan bukan hanya sekedar teori semata. Ia juga berharap agar Pemira Fisip UIN Sunan Ampel Surabaya dapat tetap eksis. (SAR, LYS, MIS)

Komentar