FISIP DILARANG MANJA!!! : SERBA SERBI PBAK FISIP "Askara Jingga" 2023

         





(Surabaya, 14 Agustus 2023). PBAK UINSA tahun 2023 telah resmi dilaksanakan, kegiatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-16 agustus mendatang ini mengangkat tema “Penguatan Moderasi Beragama dan Digitalisasi Kampus Untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia”. Acara yang dinamai dengan Abipraya Nawasena Amerta 2023 ini juga diikuti dengan antusias yang cukup tinggi dari mahasiswa baru.
         FISIP UINSA telah merilis nama dan logo secara resmi pada laman instagram @askarajingga2023 sebagai nama dan tema inti dari kegiatan tersebut pada tahun ini. Refian, selaku Wakil Ketua Dewan Mahasiswa FISIP UINSA menuturkan bahwa nama kegiatan “Askara Jingga” ini dengan sengaja dibuat agar kegiatan PBAK FISIP UINSA tahun ini memiliki nama kegiatan yang khas. Dalam pemaparannya, Refian juga menjelaskan  pemilihan kata askara dalam tema tersebut memiliki arti cahaya. Sedangkan jingga sendiri ialah warna khas yang identik dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UINSA. Dengan harapan, mahasiswa baru ini mampu membawa perubahan yang lebih terang dan lebih baik lagi untuk FISIP kedepannya. Masih membahas terkait nama kegiatan ini, Ezza atau yang kerap dipanggil sebagai Eja, selaku ketua pelaksana kegiatan PBAK FISIP UINSA ini juga turut mengungkapkan maksud dari pemilihan kata tersebut. “Askara Jingga itu sebetulnya iconic. Itu nama yang kita gagas sesuai dengan kesepakatan. Dibalik filosofi nama itu, askara itu berarti sinar atau cahaya, dan jingga adalah warna identitas FISIP UINSA. Dan kita mengekspos terkait citra dari bercahayanya FISIP” tungkasnya..
        Selain terkait nama kegiatan yang cukup menarik perhatian mahasiswa-mahasiswa lain, maskot yang dipakai untuk kegiatan PBAK FISIP UINSA tahun ini juga menjadi pembahasan dan menuai berbagai pertanyaan seperti mengapa memilih Harimau sebagai maskot. Refian menjelaskan bahwa Harimau sebagai contoh dan harapan untuk mahasiswa-mahasiswa baru FISIP UINSA yang mana identitas hewan tersebut adalah garang dan beribawa. Hal ini juga diperjelas oleh pemaparan Eja yang menambahkan gesture Harimau itu sendiri yang digunakan langsung dalam “Askara Jingga” dengan tatapannya yang tajam. Selain itu, sebagai bentuk gambaran mahasiswa FISIP yang kritis terhadap isu-isu sosial. Mengapa lantas memilih Harimau sebagai maskot dibanding binatang-binatang lain? Eja menjelaskan bahwa perkelompokan dalam dunia mahasiswa menjadi hal yang rentan, sehingga pergerakan mahasiswa akan berjalan mengiringi pergerakan kelompok saja, sehingga tidak ada inisiasi untuk dirinya sendiri. Hal ini yang lantas meyakinkan Eja dan rekan-rekan Dewan Mahasiswa maupun pihak panitia lainnya untuk menjadikan Harimau sebagai maskot mengingat perangainya yang dapat melakukan apapun atas dirinya sendiri tanpa ada kendali dari pihak manapun. Hal yang juga menjadi alasan mengapa Harimau dijuluki sebagai Raja Hutan.


           Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan PBAK FISIP UINSA tahun ini juga memiliki tagline baru yang dipajang di depan gedung FISIP sendiri, yaitu #FISIP DILARANG MANJA. Refian mengatakan bahwa tagline tersebut dibuat, karena hasil berkaca dari mahasiswa baru tahun lalu yang dianggap mudah mengeluh akan ketentuan-ketentuan yang diterapkan oleh panitia. Seperti mencari pita berwarna jingga yang cukup sulit untuk ditemukan, dan sedikit banyak lainnya yang dikeluhkan. Maka dengan itu, Refian juga mengatakan bahwa besar harapan dengan adanya tagline baru ini, dapat menjadi pegangan dan dorongan besar bagi mahasiswa-mahasiswa baru FISIP UINSA agar menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan mengeluh, juga menjadikan mahasiswa-mahasiswi baru menjadi lebih semangat. Lagi-lagi, pemaparan yang disampaikan oleh Refian juga didukung oleh Eja dengan ujarannya yang mengatakan bahwa tagline tersebut merupakan hasil evaluasi dari kegiatan PBAK FISIP di tahun sebelumnya. “Kita disini dituntut untuk berproses dan belajar. Jadi FISIP sebetulnya memiliki karakter yang tidak mudah puas. Nah, selama belajar dan berporses itu kita harus selalu semangat dan tidak mudah merasa berhasil saat mendapat pencapaian. Pencapaian itu tidak ada kalau di FISIP. Jadi, kita tidak akan mudah merasa puas untuk terus berproses” tuturnya yang perlu di highlight khususnya untuk mahasiswa-mahasiswa baru FISIP UINSA. Tagline baru ini juga merupakan harapan yang besar bagi peserta PBAK FISIP, dibuktikan dengan selalu menekankan tagline #FISIP DILARANG MANJA dalam setiap sambutan.
            Namun, dengan segala konsep yang telah dirancang oleh panitia PBAK FISIP UINSA, baik Refian maupun Eja mengaku bahwa ada hambatan yang cukup fatal yang dapat berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan pada hari ini. Keduanya mengaku hal tersebut terjadi karena adanya miss komunikasi antara pihak rektorat Universitas dengan pihak panitia-panitia PBAK yang lainnya. Hal tersebut menyebabkan adanya pengalihan kegiatan sementara menjadi ajang bernyanyi dangdut. Eja selaku Ketua Pelaksana merasa bahwa hal tersebut tidak dapat didiamkan. Sehingga, baik ketua maupun panitia lainnya memutuskan untuk menghimbau peserta PBAK FISIP UINSA untuk keluar dari forum, dan pindah ke forum fakultas karena merasa pengalihan kegiatan tersebut sangat tidak etis dan tidak senonoh. Eja mengungkapkan bahwa adanya besar harapan, untuk pihak-pihak yang ikut andil dalam pelaksanaan PBAK ini dapat menjalankan sebagaimana mestinya dan membangun komunikasi yang lebih baik lagi dengan panitia. Dalam perbincangan ini, Eja juga menambahkan bahwa meskipun adanya miss komunikasi yang terjadi, kabar baiknya panitia-panitia dari pihak fakultas masih bisa meng-handle jalannya acara dengan baik, dan berharap kedepannya sistem yang dibuat tidak menjadi suatu halangan yang dapat menimbulkan sebuah hambatan dalam terlaksanakannya PBAK di tahun yang akan datang. (SMAN, MRI).



Komentar